Butir-butir Pikiran Ilmiah Toni (Soal Poligami yang Higienis)

Gambar

Kalian mungkin sulit paham tentang ilmu politik karena ilmu tersebut berawal dari ilmu akupuntur. Dan dalam perkembangan sejarah psikologi kemudian berubah menjadi ilmu seksologi. Nah, ini yang bikin Toni merasa menjadi lelaki seksi. Merasa menjadi lelaki yang sangat macho.

Tono sudah lakukan serangkaian penelitian bersama Boston University terkait dengan ciri lelaki macho yang layak menjadi politikus: Pertama, mereka memang kudu punya kumis seperti Toni. Kumis tersebut bisa dalam beberapa kondisi menjadi ramuan tradisional. Bisa dibikin jamu setiap Toni habis cukuran. Kedua, bulu hidung Toni, lihat juga, kan sangat eksentrik, galant, glamor, matching. Itu juga harus dimiliki oleh Anda yang ingin menjadi politikus. Kenapa?

Hal ini bisa Toni jelaskan juga secara ilmiah berdasar bukti yuridis. Maksude, kumis itu multifungsi, jamu kumis salah satunya. Itu penemuan terbaru Toni juga yang baru saja diacungi jempol sama istri direktur Guinness Book of World Record. Katanya, penemuan ini mengalahkan 700 penemuan Alfa Edison. Anda yang tinggal di Republik INA harus berbangga dengan fakta empiris ini.

Demikian halnya dengan bulu hidung. Ini pernah diwasiatkan Papi Clinton dengan petunjuk dari jin yang ada di botol shampo anti kutu Mommy Hillary bahwa bulu hidung Toni berkhasiat. Kelak, kalau Toni sudah punya beberapa istri, itu bisa digunakan sebagai alat jampi-jampi agar istri selalu tunduk ke Toni. Dengan begitu, secara kalkulasi makro ekonomi, Toni potensial memiliki anak sebanyak-banyaknya. Lebih lanjut, anak-anak Toni bisa menguatkan militer Indonesia, menguatkan Tim PSSI dan juga memberi Toni semangat menambah jumlah istri andai memang itu terbukti. Sebagai ilmuwan, memang Toni harus sarat dengan kalkulasi. Karena cuma dengan begitu bisa memunculkan anak-anak bangsa yang akuntabel dan higienis.

Toni, Sex and The Siti

Gambar

Film barat memang selalu seru untuk ditonton. Di laboratorium, Toni sering mengadakan penelitian untuk memeriksa kenapa film barat itu menarik untuk ditonton. Cara yang Toni ambil, mengambil sampel berupa tikus rumah beberapa ekor. Mengambil ekornya, disambung dan disambung sampai mirip tali. Kemudian disambungkan ke televisi. Tujuannya, agar tetap ada suatu korelasi, koneksi atau konak antara uji coba tikus dengan persoalan film barat.

Sebagai bentuk kreatifitas kelas tinggi yang Toni miliki. Pembantu tetangga, Toni manfaatkan dengan semaksimal mungkin. Nama pembantu itu Siti. Nama lengkapnya Siti Surati. Maksude, semua tugas mencuci pakaian majikannya, Toni kerjakan. Giliran menyapu rumah majikannya yang harusnya dikerjakan Siti, Toni kerjakan. Model atau pattern ini, dalam ilmu pemasaran modern atau marketing disebut dengan giving speed for benefit agar badan tetap fit dan pikiran tetep waras.

Setelah semua pekerjaan Siti dengan sukses Toni kerjakan. Toni merasakan kelelahan sekali. Tidur. Sebelumnya berdoa dulu bisa bermimpi bertemu dengan Agnes Monica atau Laudya Cynthia Bella. Efek positif adalah tidak ada lagi berita-berita ada hubungan terlarang dengan pembantu tetangga. Dari sana, maka kemudian saya berkesimpulan, kreatifitas seperti Toni inilah yang membuat film barat terlihat demikian menarik. Apalagi memang bintang film mereka jauh lebih cantik daripada Siti.

Manfaat Nikah atau Kawin dalam Teori Toni

Gambar

Toni ingin belajar tentang cara menaklukkan dunia lewat berbagai cara yang inovasi atau innova. Dimulai dari hal-hal sederhana untuk ciptakan manuver-manuver speed up give dalam pergaulan dengan berbagai lawan jenis. Untuk adanya semacam smack down yang memiliki suatu lift dalam jumlah istri dan jumlah pacar.

Tujuan dan maksud serta orientasi dari niat untuk memiliki suatu jumlah pasangan yang banyak adalah untuk mencapai cita-cita nasional mengembangkan demokrasi di berbagai lini kehidupan masyarakat grass root atau road. Dengan begitu, berangkat dari pemikiran yang disepakati semua akademisi dunia, bahwa pertumbuhan melesat dalam jumlah atau suatu quantity membantu dunia bisa lebih cepat berkembang.

Teri Toni kuberi nama dengan Kapital Reproduksi, dengan manfaatnya secara gender bisa Toni sebut dengan “manfaat multi pasangan”:

1. Untuk produktifitas atau produksi atau eskalasi jumlah dalam pembuatan KTP atau penduduk.

2. Untuk Timnas, agar mereka memiliki jumlah pemain yang siap mencari titik G-Spot agar bisa menjadi macan bola dunia yang bisa mencabik-cabik Belanda dan England juga Jerman.Timnas juga bisa membantu menjaga perdamaian di Timor Leste dan Papua.

3. Agar panti Toni bisa lebih ceria dan meriah kalau kelak penghuninya adalah orang-orang yang memiliki daya kreasi yang masturbatif seperti Toni.

Joko Bodo dan Penemuan Toni untuk Meningkatkan Kualitas Otak

Gambar

Saat itu aku, di Jerman, di Munich jadi salah satu yang terpilih untuk hadir di acara pertemuan ilmuwan.Semua ilmu, dengan semangat Pancasila diterima dan ditampung di sana untuk menjadi peserta. Mak Erot termasuk salah seorang ilmuwan non kontemporer yang datang.Beliau, dalam sejarah yang disampaikan di konferensi tersebut mempresentrasikan tentang sejarah berdirinya Monas di Jakarta. Aku bangga, meski itu bukan ilmuku.

Dari Indonesia, juga ada Ki Joko Bodo yang dateng. Tapi waktu itu, biar terlihat ilmiah, ilmuwan santet ini mencukur semua bulu yang ada.

“Bukan bagian ritual kan, Ki,” tanyaku waktu itu. Sebab aku sendiri masih lengkap amunisi jenggot dan kumis sambil berharap dapet cewe Jerman.
“Yo ora toh Ton. Iki cuma kita bisa terlihat sejajar dengan ilmuwan Jerman.”

“Oh,” aku wong gak mudeng lha ya cuma bisa ngerespon segitu saja, saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air.

Setelah presentasi Mak Erot dengan judul materi,”How To Create a Bigger and Longer Monas?” Sekian ratus ilmuwan yang hadir melongo jadinya.

Ki Joko Bodo yang memang dari hari pertama duduk di sampingku nyeletuk,”Lihat, Ton. Jangan sepelekan ilmuwan tradisional nusantara. Iku Mak Erot bikin mereka pada melongo dengan ilmu beliau.”

Aku manggut-manggut biar tetap terlihat sebagai ilmuwan yang berwibawa plus berkharisma.

Baru kemudian Mr Rhenald Kasali Lombardi dari Stuttgart University yang terkenal dengan masakan tahu goreng isi ayam itu maju, karena beliau jadi MC atau microphone.”Kita mintakan kesediaan Mr Ki Joko Bodo untuk presentasikan materi ilmiah dari dunia persantetan. Dengan judul makalah,”Santet as the Biggest Sciences,”

“Kepada Mr Joko, dipersilakan maju ke depan.Jangan lupa baca bismillah,” Kata professor dari Stuttgart itu.

“Nggih, prof” Sahut Ki joko.

Saudara-saudara.Sambil Joko naik panggung, aku harus jelasan lebih dulu bahwa dalam konferensi itu, meski diadakan di Jermann, namun kebanyakan ilmuwan dari Indonesia.Kesepakatan yang berasas pada praduga tak bersalah seperti saat menghadapi koruptor di Indonesia juga berlaku di sini.Jadi kami gak merasa bersalah untuk perkenalkan bahasa Indonesia sesuai Ejaan Yang Disempurnaan atau disebut dalam fisika dengan EYD. Maklum pemimpin acara atau MC, Mr Rhenald masih ada darah Indonesia, Jerman, Italia dan berbagai macam darah. Dan di sini beliau dikenal sebagai ilmuwan hipertensi. Maksude karena beliau memiliki banyak darah. Beliau juga rajin nyumbang darah ke Palang Merah Indonesia.

“Assalaamualaikum warahmatullohi waarakatuh!” Joko ngebuka presentasinya.
“Puji syukur kepada Allah SWT dan shalawat pada kanjeng Nabi. Dengan ini, saya dari Indonesia memiliki suatu bidang ilmu yang disebut dengan santet yang dalam sejarahnya ditemukan oleh Santi dan Butet, anak tetangga saya.”

Peserta konferensi terlihat begitu rileks mendengar Joko pidato.Beberapa sayup-sayup kudengar lagi muter lagu dangdut, Elvi Sukaesih,”Bisik-bisik tetangga kini mulai terdengar lagi…” dari sana aku yakin, ilmuwan seluruh dunia sangat appreciate pada karya anak bangsa. Tak terkecuali, dangdut yang kudengar sebagai bukti.

“Saudaraku yang beriman. Tingkatkan iman dan takwa…saya lanjutkan. Santet itu menjadi suatu ilmu yang menurutku kontemporer karena tidak bisa dipecahkan ilmuwan bahkan dari Jerman ini!” Ujarnya semangat. Beberapa ilmuwan asli Jerman, dibuktikan dengan stempel Jerman di kening mereka (garis kening bentuk kumis Hitler), terlihat sedikit mendelik. Mungkin mereka merasa diremehkan.

“Saudaraku, santet itu merupakan peninggalan nenek moyang.Kenapa nenek? Agar kakek-kakek tidak berselingkuh mencari daun muda. Kalau mereka tidak mencegah kakek-kakek mencari daun muda. Efek lebih lanjut akan membuat gizi anak bangsa menjadi kekurangan. Kenapa bisa kekurangan, karena kalau misal kakek-kakek pun makan daun muda, maka rusa, kambing, sapi dan kerbau akan mengalami suatu musibah internasional: bahaya kelaparan. Dan itu tidak saja membuat FAO gelisah. Tetapi juga benar-benar membuat stock pangan internasional pun terganggu…..”

Hadirin memberikan applause. Prok prok prok!

“Nah, ke depan Santet akan duduk sejajar dengan ilmu fisika, matematika dan sebagainya. Sebagai ilmu yang mengangkat harkat dan martabat bangsa-bangsa internasional.”

Seorang peserta, ilmuwan yang kutahu bekerja untuk Pentagon, Amerika interupsi. Namanya Robert Gates. Ia interupsi,”Opo yo yang bisa dikontribusikan santet untuk ekonomi dan perdamaian dunia?” Tanyanya dan sesaat kemudian sudah duduk lagi.

“Baik.Saya jawab pertanyaan sampeyan dari berbagai sudut pandang itu.” Joko sedikit menggaruk kutunya yang ternyata masih tersisa meski sudah tidak berambut lagi. Kutu sepertinya demen aroma dukun.”Begini Ki Robert, dulurku. Ketika santet sudah lebih mendunia atau mengglobal. Maka efek positif yang muncul adalah, negara-negara internasional tidak perlu narik pajak mahal-mahal dari rakyatnya cuma untuk beli senjata fisik. Berapa biaya pesawat tempur? Berapa biaya untuk tank? Senjata serbu? Iku lah mahal, bo.” Bodo jadi sedikit gemulai sambil arahkan tangan kanannya ke mulut dan dikit ngegigit jari.

Luar biasa. Peserta bergemuruh memberikan applause. Bodo turun panggung sambil betulkan celananya yang sedikit turun.

“Now, it’s time to Mr Toni Blank. Give him applause!” Karena kali ini giliran Toni yang naik ke depan, MC-nya bukan lagi Mr Rhenald tapi sudah diganti dengan Avril Lavigne yang hadir dengan kebaya dan selendang batiknya. Ia terlihat cantik sekali malam itu.

“Suwun semuanya.” Kataku waktu itu membuka acara.

“Sebelumnya, selamat menyambut ibadah puasa yang sebentar lagi akan datang.” Disahut dengan amin dari peserta yang ada.

“Saudara-saudara. Saya kali ini ingin membahas dari perspektif yudikatif dan legislatif juga eksekutif tentang sebuah masalah serius. Ini berkaitan dengan konstitusi atau institusi otak.Maksude, fungsi otak bisa dimaksimalkan sepeti halnya otak Toni. Toni selama ini telah berhasil menghafal berbagai jenis merk rokok yang ada di Indonesia.Hafal bermacam jenis makanan yang ada di warteg di Jogja, dari gudeg sampai pecel lele.” Peserta kulihat jelas begitu terkesima. Terpukau.

“Kenapa ini penting kubahas, saudara-saudara?Agar kalian ingat pesan-pesan dari Mak Erot dan Joko Bodo, sejawat saya dari nusantara….”
“Toni berikan kalian resep terbaik agar kalian bisa ingat semua pesan-pesan kawan-kawanku itu. Rajin senam pagi, dan budayakan minum ASI. Itu akan secara magnetik membawa pengaruh pada kualitas otak saudara-saudara. Sepulang dari sini, ingat saja pesan Toni ini.”

Udah Mas, pulang saja dari warnet. Pulang.Penuhi pesen Toni

Jurus Ilmiah Toni Taklukkan Lawan Jenis (Berdasar Kajian Perang Teluk)

Gambar

Toni dari sejak awal terjadi Perang Teluk antara Bush, Saddam Hussein dan Chris John sudah meneliti dengan detail dan seksama; cara melakukan penaklukan terhadap lawan jenis. Toni sangat paham dan mengerti banyak kaum lajang yang pusing sampe 17 keliling (kamar mandi). Mereka melakukan suatu terobosan yang sangat penting untuk menyukseskan Keluarga Berencana. Pak Harto menaikkan pangkat Bush dan Saddam Hussein waktu itu.

Semasih Toni di Ottawa dalam rangka riset masalah pangan internasional yang membuat banyak gadis lakukan aborsi. Toni temukan sebuah fakta bahwa itu disebabkan oleh seks bebas yang tidak pergunakan kondom. Sedang tentara Amerika setiap melakukan operasi luar negeri tidak perlu lupakan itu. Meski dalam beberapa kasus, karena meletakkan permen karet dalam satu saku dengan kondom, salah seorang jenderal Amerika yang bertugas di sana sampai mengunyah kondom. Itu satu hal yang sangat melecehkan nilai-nilai demokrasi yang selama ini digaungkan oleh negeri Papi Washington itu. Maka Toni minta saja beberapa kabinet di Indonesia atau menterinya dipecat. Mereka diminta jadi guru di SD-SD daerah terpencil agar bisa menciptakan masyarakat yang beriman dan bertakwa. Kan ini sudah dekat dengan puasa kan?

Makanya, dalam banyak seminar, Toni sering bilang ke pesertanya untuk perhatikan temuan riset Toni. Jika ingin untuk bisa menaklukkan lawan jenis, dan bisa mencegah praktik aborsi yang dilarang oleh FAO atau Food and Agriculture Organization: jangan mengunyah kondom. Sekali lagi, tindakan itu sangat tidak ilmiah. Sebab bisa memicu perang teluk lagi ke depan yang akan membuat Amerika terpuruk ekonominya.Kalau ekonomi terpuruk, jangan sampeyan berharap bisa taklukkan lawan jenis. Saparatos!

Toni dan Donald Rumsfeld: Dua Politikus Pecinta Jengkol, Lho

Gambar

Toni akrab dengan menteri pertahanan Amerika pada jaman mereka masih dijajah Belanda itu. Sering makan bareng di warteg di Detroit dan lari pagi di sepanjang jalan kereta api di Michigan. Setiap kita makan di warteg, Donald pasti memilih untuk makan jengkol. Seleranya Indonesia banget, bo (lho?). Karena kita memiliki kemiripan dalam pola pikir, maka setiap sarapan pagi pun, jengkol menjadi sasaran. Setelah makan baru berlanjut dengan lari pagi.

Di situ letak kelebihan kami. Karena memilih lari pagi setelah sarapan. Dengan begitu aroma mulut yang sudah dilengkapi dengan jengkol itu bisa dinetralisir secara alamiah. Maksude, bau mulutku sudah bisa dipastikan terhirup si Donald yang gak ada hubungan dengan bebek itu. Sedang bau mulutnya juga demikian. Itu terjadi karena sambil lari pagi kita mengobrol panjang lebar (yang tidak terhitung, karena selalu lupa bawa meteran). Kita bicarakan masalah korupsi di Indonesia dan skizofrenia di Amerika. Sampai kita juga bicarakan rahasia masing-masing dalam menaklukkan perempuan-perempuan cantik di seantero jagad. Donald menamakan jurusnya dengan:”Semar Jengkol,” dan jurusku,”Jengkol Semar.” Bedanya, jurus Donald bikin mata cewek kagum terpesona. Sedang jurusku membuat cewek-cewek melotot karena kaget.

Jengkol pun terkadang tidak adil ya? Jengkol yang dimakan Donald, aromanya gak terlalu dipedulikan karena sudah tenggelam dengan pesona Donald plus nama besarnya. Sedangkan jengkolku makin tajam aromanya, apalagi setelah orang-orang melihat tampangku.

Kesimpulannya adalah, soal keadilan, jengkol pun bisa gak adil. Yo ora, mas?

 

Toni dan Donald Rumsfeld: Dua Politikus Pecinta Jengkol, Lho

Gambar

Toni akrab dengan menteri pertahanan Amerika pada jaman mereka masih dijajah Belanda itu. Sering makan bareng di warteg di Detroit dan lari pagi di sepanjang jalan kereta api di Michigan. Setiap kita makan di warteg, Donald pasti memilih untuk makan jengkol. Seleranya Indonesia banget, bo (lho?). Karena kita memiliki kemiripan dalam pola pikir, maka setiap sarapan pagi pun, jengkol menjadi sasaran. Setelah makan baru berlanjut dengan lari pagi.

Di situ letak kelebihan kami. Karena memilih lari pagi setelah sarapan. Dengan begitu aroma mulut yang sudah dilengkapi dengan jengkol itu bisa dinetralisir secara alamiah. Maksude, bau mulutku sudah bisa dipastikan terhirup si Donald yang gak ada hubungan dengan bebek itu. Sedang bau mulutnya juga demikian. Itu terjadi karena sambil lari pagi kita mengobrol panjang lebar (yang tidak terhitung, karena selalu lupa bawa meteran). Kita bicarakan masalah korupsi di Indonesia dan skizofrenia di Amerika. Sampai kita juga bicarakan rahasia masing-masing dalam menaklukkan perempuan-perempuan cantik di seantero jagad. Donald menamakan jurusnya dengan:”Semar Jengkol,” dan jurusku,”Jengkol Semar.” Bedanya, jurus Donald bikin mata cewek kagum terpesona. Sedang jurusku membuat cewek-cewek melotot karena kaget.

Jengkol pun terkadang tidak adil ya? Jengkol yang dimakan Donald, aromanya gak terlalu dipedulikan karena sudah tenggelam dengan pesona Donald plus nama besarnya. Sedangkan jengkolku makin tajam aromanya, apalagi setelah orang-orang melihat tampangku.

Kesimpulannya adalah, soal keadilan, jengkol pun bisa gak adil. Yo ora, mas?

 

Dewi Persik Naksir Toni

Gambar

Toni pinjem motor Harley-nya Papi Clinton. Awalnya keliling-keliling sekitar patung Liberty. Tapi tiba-tiba sampai ke Nevada, deket terminal angkot New Jersey. Karena saat itu malam hari, dengan logika patology yang dilegalisir, mendengar suara dangdut, langsung saja Tony arahkan motor ke sono. Wah, ada yang nanggap dangdut. Gak tau, siapa yang mau sunatan besoknya.

Kebetulan sekali yang menjadi penyanyi waktu itu Dewi Persik duet dengan Mick Jagger. Toni inget, lagu yang mereka bawa judulnya Lari Pagi-nya Bang Oma Irama. Luar biasa, Toni senang, karena Dewi Persik membantu kampanye sosial Toni tentang khasiat lari pagi yang bisa mencegah asam urat, diabetes, ayan dan ejakulasi dini.

Padahal waktu itu, ribuan lho penontonnya. Sederet artis internasional hadir di acara sunatan yang nanggap dangdut itu. Dari Jaja Miharja, Rano Karno, Sylvester Stallone, Van Damme… Mpok Atik juga ada dan pastinya Toni Blank ini he he he. Herannya mata Dewi Persik lihat ke aku wae. Ya, kali memang karena Toni terlihat paling macho, yo? Kelebihan Toni bisa tampil beda. Bisa dengan kreatif naik Harley Davidson sambil tetep make sarung.

Pilihan Toni make sarung bawa motor gede gitu bukan berarti tidak melewati serentetan proses inkubasi, naturalisasi dan semacamnya itu. Justru Toni sudah mengkaji di berbagai laboratorium di 18 universitas dunia, bahwa pakai sarung itu mencerminkan semangat Soekarnoisme, Pancasila dan kebangsaan dan diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 dan juga dibacakan sebagai bagian isi dari Proklamasi.

Karena Dewi Persik yang terus saja natap Toni. Dengan pergunakan sudut kajian geometri, Toni ambil kesimpulan, Dewi fall in love to Toni. Sapparatozzzzz!

***

Selesai Dewi manggung, aku nyoba masang muka cool wae. Toh kita laki-laki kudu secara fenomenal menjaga citra diri alias lotion atau jaim agar dipandang sebagai buaya or crocodile. Tapi, tidak tahan juga dengan senyum Dewi yang ngembang terus.

Toni dekati ia,”How are you, Dewi. Show njenengan really fantastic and scientific!”
“Piye, mas. Sorry?”
“Scientific, maksudnya sampeyan sudah tunjukkan sebuah show yang penuh energi. Masalah energi di bahas dalam fisika quantum ikhlas, Wi.” Kataku berwibawa biar Dewi lebih mudeng, yo ora?
“Oh.” Dewi cuma bergumam doang, kuakui bibirnya sangat seksi atau really sexy speed.

Aku dikit malu, sebenarnya. Tapi kuatkan hati untuk nekad megang tangannya yang halus atau smart. Niatku biar bisa bilangin, aku juga tresno Dewi, ohhh.

Plakkkkk

Sebuah pentungan mendarat di tanganku dengan kecepatan cahaya kali volume yang menghasilkan kalkulasi fisika 10000 pound, artinya sakit banget.

Iki Mbok, Rokok Rasa Kaldu Ayam

Gambar

Entah bagaimana, ora mudeng aku, si Suleman, temen satu pantiku tiba juga ngeloyor ke Amrik. Kata dia, kebetulan ada Power Rangers di televisi. Terus dia bongkar TV, dan dia masuk ke dalam robot. Lha, karena caranya menurutku sangat ilmiah, aku percaya saja.

Suleman tahu kalau di rantau orang, meski aku anak angkat Papi Clinton, dia rajin bawa rokok kretek juga. Cuma karena kita tidak ingin diremehkan bule yang konon sudah kenal rokok kretek. Jadi kita bikin pertemuan rahasia di Pentagon. Kebetulan nemu ruang parkir Pentagon, daripada sepi gak ada yang gunain, ya sudah kita pakai saja.

Awalnya, kita sebagai orang-orang yang dedikatif pada ilmu pengetahuan atau sains atau sains. Kita obrol-obrol dulu masalah penyakit sosial, namanya penyakit sipilis. Bosen itu baru kita bahas topik utama: ROKOK!

“Sampeyan tau ora, iki Negeri Paman Sam. Negerinya para ilmuwan. Negeri para penemu!” Aku terangin ke Suleman,”di sini, kalau ada istri RT yang hilang, akan mudah ditemukan. Kalau ada anak lurah yang hilang juga akan dicari dengan gerak cepat dengan mempergunakan serangkaian rumus fisika dan…pupuk kompos!”

Karena Suleman mungkin nyadar ya, dia cuma melongo saja. Giginya yang jarang membuatku merasa leluasa masuk ke dalam pikirannya, lewat sela-sela giginya itu.

“Jadi, sekarang kita juga bikin semacam discovery atau penemuan atau meeting. Namanya Rokok Rasa Kaldu Ayam!” Jelasku sedikit niru gaya Bung Karno saat debat capres dengan Harmoko.

“Bagus…bagus sekali itu, Ton! Aku mendukung, aku sangat mendukung. Kudukung sampeyan keliling Kansas sampai Mexico, Kuba, atau bahkan Arab Saudi sekalian nanti kita naek haji.”

“Kawan yang pinter njenengan” Pujiku,”baik, kita ke warteg dekat gedung sono tuh” kali ini aku meniru gaya Jendral Eisenhower, masih keluarga dekatku soale beliaunya.

Sampai di warteg, kita pesen kaldu ayam ke bule yang ngejaga warteg.

Clup!

Kita cemplungkan rokok kretek yang baru dibawa Suleman ke dalam mangkuk kaldu. Kita angin-anginkan beberapa jenak, terus dijemur di depan warteg tersebut. Beberapa jam, rokok itu kering lho! Nah, setelah kering kita berikan sebatang untuk bule yang ngejaga warteg,”iki buat njenengan.”

“What for is it, guys?”

“Iki rokok kretek rasa kaldu ayam. Sekaligus sebagai oleh-oleh dari kampungku. Karena aku gak punya duit, jadi iki untuk sampeyan sajalah sebagai pembayar kaldu ayam yang kami pesen barusan!

“What???”

Goblok iku bule, sepertinya dia gak terlalu mudeng maksudku. Ya kita melengos saja. Mencari alamat Papi Clinton yang lupa aku taruh di mana beberapa bulan lalu.

Lagi melenggang sambil menyanyikan lagu Dari Sabang Sampai Merauke yang diracik apik oleh Suleman dengan lagu Aku Anak Singkong. Lha, kita baru beberapa menit jalan malah sudah diringkus polisi. Sepertinya polisi Amrik dari dulu sudah ora waras yo?